Kanker kolorektal adalah salah satu jenis kanker yang umum ditemukan di dunia, dengan prevalensi yang tinggi di negara Barat dan berkembang pesat di negara berkembang. Pengobatan kanker kolorektal telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir, dengan terapi target menjadi salah satu pendekatan inovatif yang menjanjikan. Artikel ini akan membahas secara rinci mengenai terapi target dalam pengobatan kanker kolorektal.
Apa itu Terapi Target?
Terapi target merupakan suatu pendekatan pengobatan yang bertujuan untuk menyerang atau menghambat molekul atau jalur tertentu yang terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangan sel kanker. Berbeda dengan kemoterapi tradisional yang dapat merusak sel-sel sehat di seluruh tubuh, terapi target lebih spesifik dan dapat mengarah langsung pada sel kanker tanpa merusak jaringan normal yang sehat.
Terapi target bekerja dengan mengenali perubahan atau mutasi yang terjadi pada gen atau protein yang terlibat dalam proses kanker, dan menggunakan obat-obatan yang dapat memblokir atau mengatur fungsi-fungsi tersebut. Dalam konteks kanker kolorektal, terapi target menjadi salah satu pilihan yang menjanjikan setelah kemoterapi dan radiasi.
Jenis Terapi Target pada Kanker Kolorektal
Beberapa jenis terapi target yang digunakan dalam pengobatan kanker kolorektal meliputi:
1. Inhibitor EGFR (Epidermal Growth Factor Receptor)
EGFR adalah protein yang ada di permukaan sel yang mengatur pertumbuhan dan pembelahan sel. Pada kanker kolorektal, EGFR seringkali aktif secara berlebihan, yang mendorong pertumbuhan tumor. Obat-obatan yang menghambat EGFR dapat membantu memperlambat atau menghentikan pertumbuhan kanker. Contoh obat: Cetuximab, Panitumumab
2. Inhibitor VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor)
VEGF memainkan peran penting dalam angiogenesis, yaitu pembentukan pembuluh darah baru yang dibutuhkan tumor untuk tumbuh dan menyebar. . Inhibitor VEGF bekerja dengan menghambat proses ini, yang dapat mengurangi suplai darah ke tumor dan membatasi pertumbuhannya.Contoh obat: Bevacizumab, Ramucirumab
3. Inhibitor BRAF V600E
BRAF adalah gen yang menghasilkan protein yang berperan dalam jalur sinyal yang mengatur pertumbuhan sel. Mutasi pada gen BRAF, terutama mutasi BRAF V600E, sering ditemukan pada kanker kolorektal dan dapat memperburuk prognosis pasien. Inhibitor BRAF dapat menghambat aktivitas mutasi ini dan mengurangi pertumbuhan tumor. Contoh obat: Encorafenib, Vemurafenib, Dabrafenib
4. Inhibitor HER2
HER2 (Human Epidermal Growth Factor Receptor 2) adalah suatu protein reseptor yang berada di permukaan sel dan berperan dalam pertumbuhan serta pembelahan sel. Dalam beberapa jenis kanker, termasuk kanker kolorektal, HER2 bisa mengalami overekspresi atau amplifikasi, yang menyebabkan pertumbuhan sel kanker menjadi lebih agresif. Contoh obat: Trastuzumab, Lapatinib, Pertuzumab
5. Imunoterapi untuk Kanker Kolorektal dMMR/MSI-H
Pasien dengan defisiensi mismatch repair (dMMR) atau microsatellite instability-high (MSI-H) merespons baik terhadap imunoterapi. Inhibitor PD-1 membantu sistem imun mengenali dan menyerang sel kanker. Contoh obat : Pembrolizumab, Nivolumab
Terapi target membawa harapan baru bagi pasien dengan kanker stadium lanjut atau kanker yang resisten terhadap pengobatan tradisional. Walaupun masih ada tantangan yang perlu diatasi, seperti biaya dan resistensi obat, perkembangan terapi ini menjanjikan terobosan besar dalam pengobatan kanker yang lebih efektif dan spesifik di masa depan.
Referensi
- Lievre et al. KRAS mutation status as an independent prognostic factor in patients with advanced colorectal cancer treated with cetuximab. J Clin Oncol.2006; 24(18): 2834–2839.
- Saltz et al. Bevacizumab in combination with oxaliplatin-based chemotherapy as first-line therapy in metastatic colorectal cancer. J Clin Oncol.2008; 26(12): 2013–2019.
- Kopetz et al. Encorafenib, binimetinib, and cetuximab in BRAF V600E–mutated colorectal cancer. N Engl J Med.2019; 381:1632–1643.
- Le et al. PD-1 blockade in tumors with mismatch-repair deficiency. N Engl J Med.2015;372: 2509–2520.