Apa Cara Pertama untuk Mendeteksi Kanker? Deteksi Awal Sejak Dini

BAGIKAN

Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, tetapi peluang kesembuhannya akan meningkat bila penyakit ini terdeteksi sejak dini. Deteksi dini memungkinkan pengobatan dimulai sebelum kanker menyebar atau mencapai stadium lanjut.

Pertanyaan penting muncul: apa cara pertama untuk mendeteksi kanker? Jawabannya tidak sesederhana berupa satu tes tunggal, melainkan melalui serangkaian langkah sistematis mulai dari pemeriksaan fisik, tes laboratorium, pencitraan, hingga biopsi untuk konfirmasi.

Menurut National Cancer Institute (NCI, 2023), diagnosis kanker umumnya dimulai dari temuan abnormal pada pemeriksaan fisik atau tes rutin, kemudian diperkuat melalui pemeriksaan lanjutan seperti CT scan, PET scan, MRI, atau biopsi jaringan (cancer.gov). Artikel ini membahas secara rinci setiap langkah deteksi awal, disertai hasil penelitian terbaru dari jurnal dan lembaga kesehatan global seperti Mayo Clinic, WHO, dan NIH.

Konsep Dasar Deteksi Dini Kanker

Ada dua pendekatan utama tentang bagaimana mendeteksi kanker secara dini menurut World Health Organization (WHO, 2022):

  1. Early Diagnosis (Diagnosis Dini)
    Fokus pada identifikasi gejala awal dan penegakan diagnosis secara cepat, terutama bagi individu dengan gejala dan tanda klinis mencurigakan.
  2. Screening (Skrining)
    Pemeriksaan rutin terhadap orang tanpa gejala, dengan tujuan menemukan kanker pada tahap pra-gejala. Contohnya: pap smear untuk kanker serviks, mamografi untuk kanker payudara, dan kolonoskopi untuk kanker usus besar.

Kedua strategi ini saling melengkapi dan terbukti menurunkan angka mortalitas di berbagai negara dengan sistem deteksi dini yang kuat (WHO, 2022).

Langkah Awal Deteksi Kanker

1. Pemeriksaan Fisik: Pintu Masuk Pertama Deteksi Kanker

Langkah pertama yang dilakukan dokter untuk mendeteksi kanker adalah pemeriksaan fisik menyeluruh. Tahapan ini sering kali menjadi titik awal penting karena beberapa jenis kanker menimbulkan perubahan yang dapat dirasakan atau dilihat. Dokter menilai keluhan, riwayat, serta melakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi perubahan yang dapat diraba/dilihat, seperti:

  • Benjolan (payudara, leher, testis), pembesaran kelenjar getah bening, hepatosplenomegali.
  • Perubahan kulit: lesi tak sembuh, perubahan nevus.
  • Penurunan berat badan tidak disengaja, kelemahan umum.

Temuan dari pemeriksaan fisik ini tidak memastikan suatu kanker, tetapi menjadi dasar untuk melakukan pemeriksaan lanjut.

2. Pemeriksaan Laboratorium: Menemukan Petunjuk Biologis

Setelah pemeriksaan fisik, dokter bisa merekomendasikan agar dilakukan tes darah dan urine untuk mencari kelainan pada fungsi tubuh. Beberapa pemeriksaan penting termasuk:

  • Pemeriksaan darah lengkap/Complete Blood Count (CBC) untuk mendeteksi adanya kelainan pada sel darah putih, merah, atau trombosit. Misalnya, leukemia dapat terdeteksi melalui peningkatan abnormal leukosit.
  • Pemeriksaan fungsi organ (hati, ginjal, metabolik) untuk petunjuk gangguan sistemik.
  • Pemeriksaan penanda tumor (tumor marker) tertentu seperti PSA untuk kanker prostat, CA-125 untuk kanker ovarium, CEA untuk kanker kolorektal, dan AFP untuk kanker hati. Menurut Mayo Clinic (2024), penanda tumor bisa bersifat tidak spesifik dan tidak boleh digunakan sebagai dasar diagnosis tunggal kanker karena juga dapat meningkat pada kondisi non‑kanker.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa liquid biopsy, yaitu tes darah untuk mendeteksi molekul DNA tumor yang beredar dalam darah (circulating tumor DNA/ctDNA), dapat mendeteksi beberapa jenis kanker bahkan sebelum muncul gejala. Namun saat ini belum menjadi standar untuk skrining populasi umum. implementasi masih selektif dan bergantung konteks klinis dan ketersediaan.

3. Tes Pencitraan (Imaging): Melihat Lebih Dalam ke Dalam Tubuh

Jika hasil fisik atau laboratorium menunjukkan adanya kecurigaan yang mengarah ke kanker, dokter akan melakukan pemeriksaan pencitraan untuk memvisualisasikan organ tubuh yang dicurigai secara detail.
Berikut beberapa jenis pemeriksaan pencitraan dan perannya:

a. Rontgen (X-ray)

Langkah paling umum untuk mendeteksi kelainan paru, tulang, dan dada. Misalnya, kanker paru sering kali pertama kali ditemukan melalui hasil rontgen dada rutin.

b. Ultrasonografi (USG)

USG menggunakan gelombang suara untuk melihat jaringan lunak seperti hati, ginjal, tiroid, payudara, atau organ reproduksi.
Kelebihannya: tanpa radiasi, aman, cepat, dan murah.

c. Computed Tomography (CT Scan)

CT scan menghasilkan gambar potongan tubuh yang detail, membantu mendeteksi massa kecil yang tidak terlihat di rontgen biasa.
Teknologi ini penting untuk menentukan lokasi dan ukuran tumor.

d. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Menggunakan medan magnet untuk menghasilkan gambar jaringan lunak dengan resolusi tinggi.
MRI sering digunakan untuk mendeteksi kanker otak, sumsum tulang, payudara, atau jaringan saraf.

e. Positron Emission Tomography (PET Scan)

PET scan mendeteksi aktivitas metabolik tinggi pada sel kanker. Tes ini biasanya dikombinasikan dengan CT untuk melihat sebaran tumor (metastasis).
PET/CT bermanfaat mendeteksi adanya kanker stadium awal dan memantau efektivitas terapi.

f. Endoskopi

Prosedur invasif ringan menggunakan kamera kecil untuk melihat bagian dalam organ tubuh seperti lambung, usus, bronkus, atau serviks.
Endoskopi juga memungkinkan pengambilan sampel jaringan untuk biopsi.

4. Biopsi dan pemeriksaan histopatologi jaringan: Standar Utama Diagnosis Kanker

Diagnosis pasti kanker ditegakkan melalui pemeriksaan histopatologi jaringan yang diperoleh melalui biopsi (FNA, core needle, atau melalui pembedahan). Prosedur ini melibatkan pengambilan sebagian jaringan dari area yang mencurigakan untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop oleh ahli patologi. Hasil patologi menentukan jenis dan sifat kanker serta memandu keputusan dokter dalam memberikan terapi.

Jenis biopsi meliputi:

  • Fine Needle Aspiration (FNA) – menggunakan jarum tipis, minim invasif.
  • Core Needle Biopsy – mengambil sampel jaringan lebih besar.
  • Surgical Biopsy – dilakukan bila jaringan sulit dijangkau atau diperlukan konfirmasi lebih luas.

Kelebihan dan Keterbatasan Setiap Metode

MetodeKelebihanKeterbatasan
Pemeriksaan fisikCepat, murah, mudah diaksesKurang sensitif terhadap tumor kecil
Tes laboratoriumNon-invasif, mendeteksi kelainan sistemikTidak spesifik terhadap jenis kanker tertentu
Pencitraan (CT, MRI, PET, USG)Memberi gambaran anatomi jelasBiaya tinggi, radiasi (CT/PET), ketersediaan terbatas
EndoskopiVisualisasi langsung, bisa biopsiInvasif dan memerlukan sedasi
BiopsiDiagnosis pasti dan spesifikRisiko kecil infeksi atau perdarahan

Penelitian Terbaru: Masa Depan Deteksi Kanker Dini

Beberapa penelitian menyoroti terobosan metode deteksi multi-kanker berbasis darah (Multi-Cancer Early Detection / MCED). MCED adalah tes darah multipenanda yang berpotensi mendeteksi beberapa jenis kanker sekaligus. MCED dapat mendeteksi lebih dari 50 jenis kanker melalui satu sampel darah, namun masih membutuhkan validasi klinis luas sebelum diterapkan sebagai skrining populasi.

Langkah Rekomendatif untuk Deteksi Dini Kanker

  1. Kenali gejala dan faktor risiko pribadi – seperti riwayat keluarga, usia, kebiasaan merokok, pola makan, atau paparan bahan kimia.
  2. Lakukan pemeriksaan rutin – termasuk pap smear, mamografi, dan kolonoskopi sesuai rekomendasi usia dan risiko.
  3. Segera konsultasi bila ada perubahan fisik – seperti benjolan baru, nyeri menetap, atau perdarahan tidak biasa.
  4. Gunakan fasilitas diagnostik modern – bila hasil awal mencurigakan, lanjutkan ke pemeriksaan pencitraan dan biopsi sesuai saran dokter.
  5. Pantau kesehatan berkala – karena deteksi dini bukan hanya mencegah kematian, tetapi juga memungkinkan terapi yang lebih ringan dan efektif.

Jadi, cara pertama untuk mendeteksi kanker adalah melalui pemeriksaan fisik oleh tenaga medis profesional, diikuti tes laboratorium untuk menemukan tanda biologis abnormal. Bila terdapat indikasi mencurigakan, pemeriksaan pencitraan dan biopsi akan memastikan diagnosis.

Teknologi modern seperti liquid biopsy dan multi-cancer detection tests membuka peluang besar untuk masa depan deteksi kanker yang lebih cepat, akurat, dan non-invasif. Namun, hingga kini, pemeriksaan fisik oleh tenaga medis profesional tetap menjadi langkah pertama dan paling esensial dalam mendeteksi kanker secara dini.

Referensi

  1. National Cancer Institute. Cancer diagnosis [Internet]. Bethesda (MD): National Cancer Institute; [cited 2025 Oct 26]. Available from: https://www.cancer.gov/about-cancer/diagnosis-staging/diagnosis
  2. Mayo Clinic. Cancer diagnosis and treatment [Internet]. Rochester (MN): Mayo Foundation for Medical Education and Research; [cited 2025 Oct 26]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cancer/diagnosis-treatment/drc-20370594
  3. World Health Organization. Cancer screening and early detection of cancer [Internet]. Geneva: World Health Organization; 2022 [cited 2025 Oct 26]. Available from: https://www.who.int/ (No DOI/PMID provided)
  4. Fu SW, Tang C, Tan X, Srivastava S. Liquid biopsy for early cancer detection: technological revolutions and clinical dilemma. Expert Rev Mol Diagn. 2024;24(10):937-55. doi: 10.1080/14737159.2024.2408744. Epub 2024 Oct 3. PMID: 39360748.
  5. Loomans-Kropp HA, Umar A, Minasian LM, Pinsky PF. Multi-Cancer Early Detection Tests: Current Progress and Future Perspectives. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. 2022;31(3):512-514. doi: 10.1158/1055-9965.EPI-21-1387. PMID: 35253043.
  6. Perakis S, Auer M, Belic J, Heitzer E. Advances in Circulating Tumor DNA Analysis. Adv Clin Chem. 2017;80:73-153. doi: 10.1016/bs.acc.2016.11.005. Epub 2017 Jan 3. PMID: 28431643.
Hubungi Kami: +62811 1707 0111