Perbedaan Vaksin HPV dan HPV DNA – Dua Strategi Cegah Kanker Serviks

BAGIKAN

Kanker serviks adalah salah satu kanker yang paling dapat dicegah. Bayangkan leher rahim (serviks) seperti pintu gerbang yang harus dijaga. Virus HPV adalah penyusup yang sangat umum, di mana sebagian besar orang akan terpapar sepanjang hidupnya. Sebagian besar infeksi akan sembuh sendiri, tetapi infeksi oleh tipe HPV berisiko tinggi (terutama tipe 16 dan 18) dapat menyebabkan perubahan sel yang berujung pada kanker serviks bila tidak terdeteksi dan ditangani. Vaksin HPV bertugas mencegah penyusup masuk, sedangkan tes HPV DNA membantu mendeteksi penyusup berisiko tinggi yang sudah berada di area gerbang. Keduanya bukan pengganti, melainkan saling melengkapi.

World Health Organization (WHO) kini merekomendasikan skrining berbasis deteksi DNA HPV sebagai pilihan pertama karena lebih sensitif dan berdampak lebih besar dalam mencegah kanker dibanding pemeriksaan berbasis sel/sitologi (Pap smear), dengan interval 5–10 tahun pada populasi umum mulai usia 30 tahun, dan lebih dini (25 tahun) serta lebih sering pada perempuan dengan HIV.

Di sisi lain, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan vaksinasi HPV rutin pada usia 11–12 tahun (dapat dimulai usia 9 tahun), dengan vaksinasi kejar hingga usia 26 tahun bagi yang belum lengkap. Pada usia 27–45 tahun, vaksinasi dapat dipertimbangkan berdasarkan diskusi dengan dokter.

Perbedaan Utama: Vaksin HPV vs Tes HPV DNA

Tujuan:

  • Vaksin HPV: mencegah infeksi baru dengan memicu antibodi pelindung.
  • Tes HPV DNA: mendeteksi keberadaan DNA HPV berisiko tinggi pada sel serviks.

Cara Kerja:

  • Vaksin HPV: berisi protein virus non-infeksius yang melatih sistem imun.
  • Tes HPV DNA: menganalisis materi genetik virus pada sampel serviks.

Kapan Dilakukan:

  • Vaksin HPV: sebelum terpapar HPV, idealnya usia 9–12/11–12 tahun; kejar hingga 26 tahun.
  • Tes HPV DNA: sebagai skrining berkala mulai usia 30 tahun (umum) atau 25 tahun (dengan HIV).

Pembahasan Utama: Vaksin HPV vs Tes HPV DNA

1. Memahami HPV dan Kanker Serviks

HPV adalah kelompok virus yang dapat menginfeksi area genital, anus, mulut, dan tenggorokan. Tipe berisiko tinggi (terutama 16 dan 18) bertanggung jawab atas >70% kanker serviks. Vaksinasi populasi telah menunjukkan penurunan besar terhadap infeksi HPV target, kutil kelamin, dan lesi prakanker di banyak negara berpenghasilan tinggi.

2. Vaksin HPV: Pencegahan Primer

Vaksin HPV bekerja seperti pelatihan bela diri bagi sistem imun—tubuh belajar mengenali bagian permukaan virus sehingga siap melawan bila terpapar. Vaksin nonavalent (9-valent) melindungi terhadap sembilan tipe HPV termasuk 16 dan 18 yang paling onkogenik.

Rekomendasi: dua dosis untuk yang memulai sebelum usia 15 tahun (jarak 6–12 bulan), dan tiga dosis untuk yang memulai usia 15–26 tahun atau individu immunocompromised. Vaksin tidak mengobati infeksi yang sudah ada dan tidak menggantikan skrining berkala.

3. Tes HPV DNA: Deteksi Dini yang Lebih Sensitif

Tes HPV DNA mendeteksi langsung materi genetik HPV berisiko tinggi. Dibandingkan Pap smear, HPV DNA lebih sensitif untuk menemukan perempuan yang berisiko mengalami perubahan pra-kanker, sehingga program skrining berbasis HPV DNA lebih efektif mencegah kanker dan lebih hemat biaya pada banyak konteks layanan kesehatan.

WHO merekomendasikan skrining mulai usia 30 tahun setiap 5–10 tahun untuk populasi umum, dan mulai 25 tahun setiap 3–5 tahun untuk perempuan dengan HIV. Sampel dapat diambil oleh tenaga kesehatan; self-sampling juga dimungkinkan dengan dukungan edukasi yang memadai.

Baca juga : Kanker Serviks dan Pentingnya Vaksin HPV bagi Perempuan

4. Mengapa Keduanya Saling Melengkapi

Vaksinasi menurunkan risiko infeksi baru, sementara skrining menemukan infeksi dan perubahan sel sejak dini untuk ditangani sebelum menjadi kanker. Bukti meta-analisis besar menunjukkan penurunan signifikan infeksi HPV 16/18 hingga >80% pada remaja putri, penurunan kutil kelamin pada kedua jenis kelamin, dan penurunan lesi prakanker setelah beberapa tahun implementasi vaksinasi populasi.

5. Keamanan, Keterbatasan, dan Mitos Umum

Vaksin HPV memiliki profil keamanan yang sangat baik berdasarkan data lebih dari 15 tahun pemantauan. Efek samping serius sangat jarang. Vaksin tidak mempengaruhi kesuburan dan tidak memicu perilaku seksual berisiko; manfaat pencegahan kanker jauh lebih besar dibanding risiko.

Kesimpulan & Rekomendasi

Vaksin HPV dan tes HPV DNA adalah dua strategi kunci yang saling melengkapi untuk mencegah kanker serviks. Mulailah vaksinasi sejak dini sesuai rekomendasi dan lakukan skrining berkala sesuai usia dan faktor risiko. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan jadwal yang paling sesuai dengan kondisi Anda. Dengan cakupan vaksinasi tinggi dan skrining yang teratur, beban kanker serviks dapat ditekan secara signifikan.

Referensi

  1. World Health Organization. WHO recommends DNA testing as a first-choice screening method for cervical cancer prevention [Internet]. Copenhagen: WHO Regional Office for Europe; 2021 [cited 2025 Nov 03]. Available from: https://www.who.int/europe/news/item/11-09-2021-who-recommends-dna-testing-as-a-first-choice-screening-method-for-cervical-cancer-prevention
  2. World Health Organization. New recommendations for screening and treatment to prevent cervical cancer [Internet]. Geneva: WHO; 2021 [cited 2025 Nov 03]. Available from: https://www.who.int/news/item/06-07-2021-new-recommendations-for-screening-and-treatment-to-prevent-cervical-cancer
  3. CDC. HPV Vaccine Recommendations | HPV | CDC [Internet]. Atlanta (GA): Centers for Disease Control and Prevention; 2024 Jul 9 [cited 2025 Nov 03]. Available from: https://www.cdc.gov/hpv/hcp/vaccination-considerations/index.html
  4. CDC. HPV Vaccination | HPV | CDC [Internet]. Atlanta (GA): Centers for Disease Control and Prevention; 2024 Aug 20 [cited 2025 Nov 03]. Available from: https://www.cdc.gov/hpv/vaccines/index.html
  5. Drolet M, Bénard É, Pérez N, Brisson M; HPV Vaccination Impact Study Group. Population-level impact and herd effects following the introduction of human papillomavirus vaccination programmes: updated systematic review and meta-analysis. Lancet. 2019;394(10197):497-509. doi:10.1016/S0140-6736(19)30298-3

Hubungi Kami: +62811 1707 0111